Senin, 19 November 2018

Perlembangan Intelek Peserta Didik


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

         Intelek merupakan suatu karunia yang dimiliki individu untuk mengembangkan dan mempertahankan hidupnya serta merupakan suatu usaha individu untuk mendekatkan atau menghambakan dirinya kepada Pencipta-Nya. Sejak lahir, seorang anak sudah mempunyai pikiran atau intelek, namun masih sangat bergantung pada orang lain untuk memenuhi perkembangan hidupnya. Dalam perkembangan, anak semakin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
              Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang. Pada masa remaja, terjadi berbagai perkembangan yang sangat pesat salah satunya perkembangan intelek. Umumnya anak yang memasuki usia remaja berumur kira-kira 12 tahun. Pada masa ini, intelek atau pikirannya sudah mulai terlihat perkembangannya. Pikiran remaja sudah mulai kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya.
Perkembangan intelek sering juga dikenal di dunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah kognitif. Perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologis yang di dalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan menggunakan pengetahuan serta kegiatan mental seperti berpikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Saat ini banyak sekali orangtua maupun guru menganggap intelek anak  sama satu sama lainnya, sehingga orangtua maupun guru sering membanding-bandingkan anak yang inteleknya tinggi dengan anak yang inteleknya rendah, bahkan tidak jarang orangtua maupun guru kurang memberikan kesempatan pada anak yang inteleknya kurang. Hal ini tentu membuat semangat anak yang inteleknya rendah menjadi turun untuk mengembangkan inteleknya.  Oleh karena itu, kami menyusun makalah yang berjudul “Perkembangan Intelek pada Remaja” guna meluruskan pemikiran orangtua dan guru bahwa intelek anak tidak sama satu dengan yang lainnya.
                                                                                      
1.2  Rumuisan Masalah

1.    Apa Pengertian intelek dan inteligensi  ?
2.    Bagaimana hubungan antara intelek dan tingkah laku ?
3.    Bagaimana karakteristik perkembangan intelek remaja ?
4.    Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan intelek ?
5.    Apa perbedaan individu dalam kemampuan dan perkembangan intelek ?
6.    Bagaimana usaha-usaha dalam membantu mengembangkan intelek remaja dalam
proses  pembelajaran ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui Pengertian intelek dan inteligensi
2.      Untuk mengetahui hubungan antara intelek dan tingkah laku
3.      Untuk mengetahui karakteristik perkembangan intelek remaja
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan intelek
5.      Untuk mengetahui perbedaan individu dalam kemampuan dan perkembangan intelek
6.      Untuk mengetahui usaha-usaha dalam membantu mengembangkan intelek remaja dalam proses  pembelajaran






BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Intelek dan Inteligensi   
Menurut English & English dalam bukunya “A Comprehensive Dictionary of Psychological and Psychoanalitical Terms”, istilah intellect berarti antara lain:
(1)   kekuatan mental di mana manusia dapat berpikir,
(2)   suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir (misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami), dan
(3)   kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.
Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language, istilah intellect berarti:
11) kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari kemauan dan perasaan,
22)  kecakapan mental yang besar, sangat intelligence, dan
33)   pikiran atau inteligensi.
Singgih Gunarsa merumuskan pengertian inteligensi dalam bukunya Psikologi Remaja (1991) antara lain:
11)  Inteligensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.
22)     Inteligensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku.
33)    Inteligensi meliputi pengalaman-pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola-pola baru dan mempergunakannya secara efektif.

Kemampuan berpikir atau intelegensi diukur dengan tes intelegensi. Tes intelegensi yang terkenal adalah tes Binet-Simon. Hasil tes intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ (Intellegence Quotient).
2.2 Hubungan antara Intelek dan Tingkah Laku
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-idedan teori-teori yang menyebabkan sikap atau perilaku kritis terhadap situasi. Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana semestinya menurut alam pikirannya. Hal inilah yang dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa.
Intelek sangat berpengaruh terhadap tinkah laku karena semakin tinggi intelek remaja maka sikap egosentrismenya semakin terlihat dipikirannya maupun tingkah lakunya. Dalam hal ini, remaja terlalu menitikberatkan pikiran sendiri tanpa memikirkan dan memperhitungkan akibat yang akan terjadi. Selain itu, remaja menganggap pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya.
2.3 Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
Intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut.
Adapun karakteristik perkembangan intelek remaja, yaitu:
1.      Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah.
2.      Awal masa remaja, kira-kira pada umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut “masa operasional formal”. Pada masa ini remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang “mungkin” di samping hal yang nyata.
3.      Pada usia 12 tahun, anak sudah dapat berpikir abstrak dan hipotek.
Dalam berpikir operasional formal setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:
a.       Sifat Deduktif Hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoretik. Ia menganalisis masalah dan mengajukan cara-cara penyelesaian hipotesis yang mungkin.
b.      Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana  melakukan analisis. Artinya, pada sifat ini remaja tidak hanya menganalisis masalah tetapi juga remaja diminta untuk mencari bagaimana caranya menganalisis masalah tersebut.

2.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Intelek
Faktor- faktor yang memengaruhi perkembangan intelek, yaitu:
1.      Peranan pengalaman dari sekolah
Pengalaman yang diperoleh di sekolah menyumbang secara positif terhadap peningkatan IQ anak.
2.      Pengaruh lingkungan
Semakin tinggi kualitas lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi juga IQ anak. Tiga unsur penting dalam keluarga yang sangat berpengaruh, yaitu:
a.       Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat di lingkungan keluarga.
b.      Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orangtua atas prestasi akademiknya.
c.       Harapan orangtua akan prestasi akademik anaknya.
2.5 Perbedaan Individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek
Intelek bersifat individu, artinya antara satu dan lainnya tidak sama persis kualitas IQnya.
Berdasarkan nilai IQ atau kecerdasan manusia dapat dikategorikan menjadi 6 kelompok, yakni:
11)      Di bawah 70, anak mengalami kelainan mental
22)      71 – 85, anak di bawah normal
33)      86 – 115, anak yang normal
44)      116 – 130, anak di atas normal (pandai)
55)      131 – 145, anak yang superior (cerdas)
65)      145 ke atas, anak genius (istimewa).

2.6 Usaha-Usaha dalam Membantu Mengembangkan Intelek Remaja dalam Proses  Pembelajaran
                  
Usaha-usaha membantu  mengembangkan  intelek remaja dalam proses pembelajaran peran guru sangat dibutuhkan. Guru dapat membantu siswa melakukan hal ini dengan selalu menggunakan pendekatan keterampilan proses dan dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep dan abstraksi-abstraksi.
Sebagai guru, beberapa usaha yang dapat membantu mengembangkan intelek remaja dalam proses pembelajaran, yaitu:
1.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi dengan membentuk kelompok belajar.
2.      Memberikan tugas-tugas penulisan makalah.
3.      Menjelaskan materi dengan sabar, simpatik, dan dengan hati terbuka.
4.      Memberikan tugas-tugas yang menantang imajinasi dengan bermacam-macam cara.
5.      Menyajikan teka-teki yang menarik dan menantang rasa ingin tahu atau problema-problema.







BAB III
PENUTUP
3.1    Simpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berpikir. Inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak.
Kemampuan berpikir berpengaruh terhadap tingkah laku. Seseorang yang berkemampuan berpikir tinggi akan cekatan dalam  bertindak, terutama dalam menghadapi permasalahan maka orang tersebut mampu bersikap mandiri. Sebaliknya seseorang yang berkemampuan berpikir kurang akan lebih bersikap tegantung pada orang lain.
Setiap anak memiliki intelek dan inteligensi yang berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Oleh karena itu peran guru sangat diperlukan dalam meningkatkan intelek remaja dalam pembelajaran.
                                           
3.2    Saran    
              Setiap manusia memiliki tingkat intelek yang berbeda-beda. Saat ini banyak sekali orangtua maupun guru menganggap intelek anak  sama satu sama lainnya, sehingga orangtua maupun guru sering membanding-bandingkan anak yang inteleknya tinggi dengan anak yang inteleknya rendah, bahkan tidak jarang orangtua maupun guru kurang memberikan kesempatan pada anak yang inteleknya kurang. Hal ini tentu membuat semangat anak yang inteleknya rendah menjadi turun untuk mengembangkan inteleknya. Maka dari itu, sebaiknya orangtua dan guru mengetahui tingkat intelek anak sesuai dengan umurnya agar apabila ada kerendahan intelek akibat faktor-faktor tertentu, orangtua dan guru mampu mengatasinya dengan melakukan berbagai usaha-usaha yang dapat mengembangkan intelek anak tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, H dan Agung Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar