BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra suatu bangsa
dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan, begitu juga dengan
kesusastraan Indonesia. Perkembangan ini ditandai dengan periode-periode yang
memiliki ciri khasnya sendiri. Periode sastra adalah kesatuan waktu dalam
perkembangan sastra yang ditandai dengan suatu sisitem norma tertentu
(Sutresna, 2006: 38). Periode sastra ini erat hubungannya dengan angkatan-angkatan
sastra yang menempati periode-periode tersebut.
Penyusunan periodisasi sastra
Indonesia memunculkan nama angkatan. Salah satu nama angkatannya, yaitu Sastra
Angkatan 2000 yang disebut juga sastra mutakhir. Lahirnya Sastra Angkatan 2000
karena tidak berhasil dikukuhkannya sastra angkatan 90-an sebagai Angkatan
Reformasi, sehingga Korrie Layun Rampan melempar wacana lahirnya Sastra
Angkatan 2000.
Seringkali sulit
membedakan antara Sastra Angkatan 2000 dengan Sastra Angkatan 90, karena ciri-ciri
dari kedua angkatan ini memiliki beberapa persamaan. Selain itu beberapa sastrawan
Angkatan 2000 masuk juga ke dalam sastrawan Angkatan 90. Oleh karena itu,
penyusun membuat makalah dengan judul
“Sastra Angkatan 2000” agar masyarakat tidak kabur pandangan mengenai Sastra
Angkatan 2000. Hal-hal yang terkait dengan Sastra Angkatan 2000 akan dibahas
pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
adapun rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana latar belakang munculnya
Sastra Angkatan 2000?
2.
Apa saja ciri-ciri Sastra Angkatan 2000?
3.
Siapa saja sastrawan yang termasuk ke
dalam Angkatan 2000?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.
Untuk mengetahui latar belakang
munculnya Sastra Angkatan 2000.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri Sastra
Angkatan 2000.
3.
Untuk mengetahui sastrawan yang termasuk
ke dalam Sastra Angkatan 2000.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagi Mahasiswa
Untuk dijadikan sebagai referensi dalam
aspek kognitif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai periodisasi sastra
terutama Sastra Angkatan 2000.
2.
Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan mengenai Sastra
Angkatan 2000.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Latar Belakang Lahirnya Sastra Angkatan 2000
Setelah
wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan
Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki
‘juru bicara’. Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang
lahirnya sastrawan Angkatan 2000 (Kosasih, 2008: 28).
Pada
masa ini, banyak sekali muncul pengarang wanita. Mereka umumnya menulis dengan
ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas. Ada di antara mereka yang
berani menampilkan nuansa-nuansa erotik, bahkan hal-hal yang seksual, yang
justru lebih berani dibandingkan dengan sastrawan pada umumnya.
Karya-karya
yang cenderung berani dan vulgar, seperti novel karya Ayu Utami, Saman. Gaya penulisan Ayu Utami yang
terbuka, bahkan vulgar, membuat Ayu Utami lebih menonjol daripada
pengarang-pengarang lainnya. Novel lain yang ditulisnya adalah Larung yang merupakan lanjutan Saman. Sebagai pengimbang atas maraknya
karya-karya yang vulgar dan novel-novel teenlit
yang mengadopsi begitu saja moral pergaulan yang serba bebas, namun pada masa
ini tidak hanya muncul karya yang bersifat vulgar tetapi juga muncul
karya-karya yang bernuansa religius, seperti prosa liris karya Linus Suryadi, Pengakuan Pariyem.
2.2
Ciri-Ciri Sastra Angkatan 2000
Menurut
Korrie Layun Rampan (dalam Mujiyanto & Fuady, 2014: 148), sastrawan produktif
dekade 80-an yang terus aktif berkarya hingga kini, sastra Angkatan 2000
memiliki ciri sebagai berikut:
1.
Pilihan kata diambil dari bahasa
sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyatjelataan”.
2.
Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan
dan cenderung ke puisi konkret.
3.
Penggunaan estetika baru yang disebut
antroforisme (gaya bahasa yang berupa penggantian tokoh manusia sebagai aku lirik dengan benda-benda) .
4.
Penciptaan interaksi masal dan hal-hal
yang yang bersifat individual.
5.
Komposisi dibangun dalam pengaturan
partisipasi benda-benda, peristiwa, pertanyaan aku di lirik dalam prespeksi
sejajar dan objektif.
6.
Puisi-puisi yang religius dengan
kecenderungan menciptakan penggambaran yang lebih konkret melalui alam, rumput
atau daun-daun.
7.
Banyak puisi yang diciptakan tidak
menggunakan sistem pembuatan bait.
8.
Penggunaan citraan alam benda.
9.
Materi yang digarap penyair tidak hanya
tentang sosial kemasyarakatan, budaya, etnis melainkan juga religi, contohnya
sajak-sajak yang ditulis Ahmadun Yosi Herfanda yang sajak-sajak keagamaannya
mencerminkan nuansa religius yang kushuk. Seperti puisi karyanya yang berjudul Sembahyang Rerumputan.
10. Sosial
media digunakan sebagai sarana dalam berkarya.
2.3 Sastrawan Angkatan 2000
Pada
awal abad 21, melalui PT Gramedia
Widiarsana Indonesia, Korrie Layun Rampan meluncurkan buku setebal 782 yang
berjudul Angkatan 2000 dalam Sastra
Indonesia. Di dalam buku tersebut ada beberapa nama sastrawan yang sudah berkiprah pada masa-masa
sebelumnya yang dimasukkan oleh Korrie Layu Rampan, sastrawan itu antara lain:
Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda, dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang
muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.
Beberapa
nama sastrawan dan sastrawati Angkatan 2000 adalah sebagai berikut (Mujiyanto
& Fuady, 2014: 148).
1.
Afrizal Malna, penyair kelahiran
Jakarta 7 Juni 1957 yang pernah mengenyam pendidikan di STF Driyarkara ini
menulis kumpulan sanjak Abad yang Berlari,
cukup produktif menulis esai sastra, teater, dan kesenian seumumnya di
media-media bergengsi. Afrizal juga menulis prosa Meditasi Sapi Betina, antologi puisi Yang Berdiam dalam Mikrofon, Mitos-Mitos Kecemasan, Kalung dari Teman,
serta antalogi esai Sesuatu Indonesia,
dan naskah drama “Migrasi dari Ruang Tamu”. Pada tahun 1994 Afrizal meraih
Republika Awards.
2.
Ayu Utami, lahir di Bogor, 21
November 1968. Tamatan Jurusan Sastra Rusia Fakultas Sastra Universitas
Indonesia. Terkenal dengan novelnya yang berjudul Saman: Laila Tak Mampir di New York, pemenang pertama Sayembara
Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Ayu termasuk aktivis Komunitas
Sastra Utan Kayu (KUK) dan Kalam Jurnal Kebudayaan bersama Goenawan Mohamad,
Nirwan Dewanto, dan lain-lain. Setelah meluncurkan Saman yang sempat laris
manis, Ayu menerbitkan novel Larung
dan kumpulan cerpen Parasit Lajang.
3.
Seno Gumira, lahir di Boston
Amerika Serikat, 19 Jin 1958, berpendidikan Jurusan Film IKJ. Terkenal sebagai
seorang cerpenis dengan sejumlah penghargaan. Menerbitkan kumpulan cerpen
dengan nama Seno Gumira Ajidarma: Manusia
Kamar, Saksi Mata, Penembak Misterius, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi,
dan lain-lain.
4.
Oka Rusmini, lahir di Jakarta 11
Juli 1967. Lulusan Fakultas Sastra Universitas Udayana. Menulis novel Tarian Bumi, pemenang sayembara antalogi
puisi Monolog Pohon. Cerpennya “Putu
Menolong Tuhan” dinyatakan terbaik versi majalah Femina. Sanjak-sanjaknya
dimuat dalam antologi Doa Bali Tercinta,
Rindu Anak Mendukung Kasih, Negeri Bayang-Bayang, Mimbar Penyair Abad 21.
5.
D. Zawawi Imron dilahirkan di
Batang-batang, Sumatera, 19 September 1946. Terkenal sebagai penyair otodidak,
berpendidikan pesantren asal Madura. Karya-karyanya berupa kumpulan puisi: Madura, Akulah Lautmu, Ibu, Semerbak Mayang, Nenek Moyangku Air Mata pemenang Yayasan
Buku Utama Departemen Kebudayaan. Zawawi juga menceritakan kembali dalam bentuk
buku Ni Peri Tunjung Wulan dan Bangsacara
Rajapadmi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
masa ini, banyak sekali muncul pengarang wanita. Mereka umumnya menulis dengan
ungkapan perasaan dan pikiran yang tajam dan bebas. Ada di antara mereka yang
berani menampilkan nuansa-nuansa erotik, bahkan hal-hal yang seksual, yang
justru lebih berani dibandingkan dengan sastrawan pada umumnya. Ada beberapa ciri angkatan 2000, yaitu; 1.
Tema sosial politik,romantik,masih mewarnai karya sastra. 2.banyak muncul kaum
perempuan.3. adanya sastra bertema gender,perkelaminan,seks,dan feminisme 4.
Banyak muncul karya populeratau gampang dicerna, dan dipahami pembaca. 5.
Adanya sastra religi. Beberapa nama sastrawan dan sastrawati Angkatan 2000
adalah sebagai berikut: Afrizal Malna,
Ayu Utami, Seno Gumira, Oka Rusmini, D.
Zawawi Imron.
3.2 Saran
Dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu untuk para pembaca apabila menemui beberapa
kesalahan dalam makalah ini kami mengharap kritik dan sasran dari pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Mujiyanto,Yant
dan Fuady.2014.Kitab Sejarah Sastra
Indonesia. Yogyakarta:Penerbit Ombak.
Kosasih,
E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta
Timur: Penerbit Nobel Edumedia.